Thursday, December 20, 2012

Allahu Akbar! Allah Maha Besar!

Yaa Allah...
Yaa Rabb!

Allahu Akbar!
Allah Maha Besar!
Puji syukur atas segala karunia-Mu!

Alhamdulillah...
Terima kasih banyak, Ya Allah!!


Masih ingat posting saya sebelumnya yang tentang kegalauan akan nilai rapor dan peringkat?

Lima hari yang lalu semuanya terjawab sudah.

Selama perjalanan menuju sekolah, mulut saya komat-kamit berdoa,
"Ya Allah, lapangkanlah dada hamba. Ya Allah, ikhlaskan... iya, iya, aku mantap, jangan nangis lagi. Aku ikhlas. Bismillah..."


Begitu sampai sekolah, Nisa bilang, "Puk, puk... sabar, ya, kamu disalip Astri."

Jadi Astri yang ranking III?
... Dan Anita ranking II?


Nggak tau kenapa waktu itu perasaanku langsung plong. Pikiran pertama yang melintas saat itu adalah :

Ya Allah... terima kasih banyak. Selamat, Astri! Selamat Anita! ^^


Aku juga nggak tau kenapa tiba-tiba aku merasa lega. Mungkin aku merasa feeling-ku selama ini benar... kalau nggak Astri, ya, Anita. Selama ini aku memperhatikan kerja keras mereka. Dan semuanya terbayar. Dan aku benar-benar lega mereka yang "menggeser" aku dan Dea. Diam-diam aku liat wajah mereka tersenyum, walau cuma sedikit, berusaha menyembunyikan rasa bahagia.
Perasaannya meluap-luap, ya? Aku juga dulu begitu waktu tau masuk tiga besar. Rasanya di luar dugaan. Hihihi~ ^^

Selamat, Astri dan Anita! Pertahankan prestasi dan kerja keras kalian! :D


Dan pikiran kedua yang melintas di pikiranku saat itu adalah :

Kenapa aku bisa selega ini?


Mungkin karena aku yang (jujur) terlalu perfeksionis. Aku lelah dengan tatapan orang, perkataan-perkataan "wah, kamu pasti..." atau "saya yakin...", atau serentetan kata-kata lainnya yang membuatku tertekan.

Jujur, mentalku bukan mental tiga besar. Mungkin sebenarnya dari awal aku menyadari bahwa aku nggak siap menyandang peringkat tiga besar karena aku mudah goyah. Dan aku terlalu takut. Mungkin melalui tulisan ini, aku akan terlihat aneh dan terkesan membesar-besarkan suatu masalah di mata kalian. Tapi beginilah aku.

Sejak awal aku menyadarinya. Aku nggak siap. Ranking III. Tapi aku berusaha menutupinya.


Dan sekarang, terlepas dari predikat tiga besar, aku benar-benar lega. Terima kasih, Ya Allah...!

Mungkin nantinya orang-orang akan bertanya dan berkata bahwa sangat disayangkan (atau bahkan mungkin akan ada yang kecewa) aku bisa selengah itu sehingga membiarkan posisiku diambil orang lain.
Tapi aku tidak masalah. Kelengahan, keputusasaan, amarah, rasa jenuh, iri dan dengki, kelelahan, kearoganan, kebencian... itu semua memberiku pelajaran. Dan cukup membuatku terpukul.

Aku baru menyadari keindahan jalan yang diberikan Tuhan. Ketika aku jatuh dan berusaha bangkit dengan memohon meminjam kekuatan dari-Nya, aku diberi kelapangan dada. Aku masih hidup, diberi akal-pikiran, kekuatan untuk tetap maju dan bangkit, diberi tangisan dan amarah, diberi kesadaran. Aku tersenyum puas.


... Dan yang jadi masalah berikutnya adalah :
Bagaimana nilai-nilaiku? Aku rangking berapa?


Tak masalah predikat tiga besar ku lepaskan. Aku senang, lega, dan ikhlas. Tapi bukan berarti aku bisa diam saja dan tertawa haha-hihi. Kalau rankingku bergeser sebegitu parahnya berarti aku benar-benar keterlaluan. Aku akan mengecewakan kedua orang tuaku dan mbahku.

Doaku waktu itu :
Ya Allah, ranking 10 nggak apa-apa, deh. Maksimal sepuluh besar. Kalaupun aku sampai "terdampar" di luar sepuluh besar, ikhlaskan hatiku. Ya Allah, besarkan hatiku. Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki diri, maafkan aku, buat diriku siap. Jangan down, jangan down...


Dan waktu Bu Nining mengumumkan peringkat sepuluh besarnya...
Alhamdulillah! Ya Allah, puji syukur, karunia-Mu sungguh tak terduga! Aku ranking 4! Paralel 8!

Ih, beneran waktu itu aku sampai sempat senyum-senyum sendiri sambil menahan tangis. Ih, gila. Ih, ih, ih... waw. Alhamdulillah... :')
Allahu Akbar! :')



Aku berharap ke depannya nanti aku bisa lebih dewasa. Jangan sampai galau nggak jelas lagi. Kalau bisa kegalauan yang mengganggu itu berkurang, perlahan-lahan (sambil memetik pelajaran dan hikmah kehidupan), sampai benar-benar hilang.
Sungguh, deh, itu kebiasaan burukku. Tiba-tiba bad mood, nangis dan marah-marah nggak jelas, nyalahin yang lain, terus malas ngapa-ngapain. Bahkan malas mengingat Tuhan. Astaghfirullah...

Bejat banget, sih, aku.

Ya Allah, teruslah bimbing aku. Dekap hatiku. Aku mencintai-Mu. Selalu. :')


Notes :
Selamat untuk Dewi yang berhasil meraih paralel II. Terima kasih banyak, Dewi, kamu sangat berjasa!
Terima kasih banyak, Astri!
^^

No comments: