Perasaan itu datang lagi...
Aku jadi mulai bertanya-tanya ( lagi )...
Salahkah aku?
Dosakah aku?
Kalau aku sudah mulai lupa, bolehkah?
Kalau aku sudah mulai suka, bolehkah?
Kalau aku hanya sekedar memandanginya, bolehkah?
Kalau aku ingin selalu berbincang-bincang bersamanya, bolehkah?
Kalau...
Kalau...
Kalau...
Hanya saja... apabila perasaan ini tak bisa dihentikan... bolehkah?
LUPA
Lupakan. Lupakan. Lupakan. Sudah mulai lupa. Lupa. Lupa. Hilang. Hilang.
Akhirnya aku bisa... menjadi 0%. Terima kasih, Ya Allah... :')
Sebab kalau aku terus bertahan... kalau aku terus mundur... kalau aku tak berani melihat ke depan...
Aku takut... aku akan lenyap... dan tengelam... sampai akhirnya aku lupa untuk apa sebenarnya aku hidup.
Tapi, sekarang...
A NEW DAY HAS COME
Dia yang apa adanya.
Kalau rasa itu mulai datang lagi... tak apakah?
Normal, kan, Ya Allah?
Tapi... aku tak tahan... tak tahan lagi.
Kalau ia sedang lewat... atau sekedar berlalu di hadapanku... serasa ada angin berhembus melalui celah-celah urat nadiku.
Kalau aku sedang memandanginya... dan terlihat. Lalu ia balas memandangiku... tubuhku serasa kesetrum.
Kalau aku sedang berbicara dengannya... atau mungkin sekedar melihat senyumannya... aduh, Tuhan... jantungku serasa ingin keluar... dan kepalaku serasa ingin meledak.
Dan lagi...
Ya ampun, apa maksudmu memperlakukanku seperti itu? Tidak jelas... aduh, aku takut salah paham.
Aku masih belum mengerti.
Yang ku lakukan ini... salah? Dosa?
Kalau ada "yang lain"... berarti aku tidak boleh? Begitu?
Ya ampun... kenapa yang satu ini aku tidak bisa lupa?
Bagaimana cara mengontrolnya, Ya Allah?
Maunya tidak kutatap malah ekor mataku selalu menangkap jelas gerak-gerik beserta bayangannya...
Aduh, Ya Allah...
Tolong aku...
Supaya aku tidak tenggelam lagi...
Karena aku masih terlalu takut...
Berani jatuh cinta, berani mencintai, berarti juga harus berani sakit hati.
Dan yang satu itu aku belum siap... aku belum siap kalau harus merasa sakit lagi...
Ini cinta anak berumur 16 tahun.
Ini cinta monyet, kan?
Ini cinta anak ingusan, kan?
Ini cinta bau kencur, kan?
Baiklah, jangan terlalu dipikirkan... jangan terlalu dipikirkan... jangan terlalu dianggap serius... jangan terlalu dianggap serius.
Huufftt...
Maaf, ya, Ya Allah...
Aku banyak dosa.
Dan selalu merepotkan-Mu.
Sekali lagi maaf...
:'(
No comments:
Post a Comment